BAKAD UAD Sudah Memasuki Generasi Ketiga

Loading


Pelantikan pengurus dan anggota Barisan Anti Korupsi Ahmad Dahlan (BAKAD) generasi ketiga diselenggarakan Senin, 2 Desember 2019 bertempat di Auditorium Kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pelantikan ini mengusung tema “Melanjutkan Amanat Reformasi demi Terciptanya Aktivis Anti Korupsi”.

Dalam sambutannya, Rangga Suganda selaku Ketua BAKAD periode 2019/2020 mengatakan, tujuan pembentukan BAKAD di UAD adalah untuk melahirkan aktivis-aktivis antikorupsi.

Rangga mengatakan, bahwa pada generasi kedua atau periode 2018/2019, BAKAD sempat mengalami kemunduran, sehingga arah gerak periode ini terfokuskan pada perbaikan internal terlebih dahulu. Ia menambahkan, ranah kerja BAKAD tetap berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“BAKAD tidak kemana-mana, tidak mengaudit (dana uad-red) dan tidak terlalu berlebihan. Paling cuma kajian-kajian saja ranahnya, tetap tujuannya untuk melahirkan aktivis-aktiivs anti korupsi,” ujar Rangga.

BAKAD juga lebih menekankan pada koordinasi terhadap internal dan eksternal. Internal mengarah ke pembenahan komunitas BAKAD, dan eksternal akan mengarah kepada relasi antarlembaga atau universitas. Saat ini, BAKAD mempuyai relasi kerja dengan KPK, Gerakan Pemuda Melawan Korupsi (GPMK) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dan Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada.

“Kalau untuk kerja sama yang tertulis belum dipikirkan, akan tetapi besok tanggal 05 Desember kita berangkat ke Jakarta karena tanggal 09 Hari Anti Korupsi Internasional dan BAKAD diundang langsung oleh KPK,” tambah Ketua terpilih BAKAD periode 2019-2020 itu.

Di akhir sambutan, Rangga juga mengajak mahasiswa agar secara bersama merangkul dan menciptakan generasi yang hebat, berintegritas, dan menjunjung tinggi moralitas. “Indonesia sudah mengalami degradasi kejujuran dan integritas, kalau bukan kita yang memperbaiki siapa lagi,” pungkasnya.

Terbentuknya BAKAD di UAD

Presiden Mahasiswa (Presma) UAD, Rivandy Azhari Ali Harahap turut menghadiri acara pelantikan BAKAD. Sebagai generasi pertama di BAKAD, Rivandy menjelaskan bagaimana komunitas ini terbentuk. Ia menuturkan, BAKAD didirikan tahun 2017, berawal dari usulan Afriza Mahendra mantan gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum. Faktor utama yang menjadi acuan terbetuknya BAKAD, yaitu menjamurnya masalah sosial terkait korupsi.

Baca Juga:  Membidik Masyarakat Umum, Pameran Temporer Sonobudoyo Diperpanjang

Pada unggahan video profil Official Account Instagram BAKAD @bakad­_uad pada 11 Desember 2017, tertulis BAKAD hadir sebagai sebuah upaya pemberantasan dan pencegahan perbuatan korupsi di Indonesia. Komunitas ini didirikan oleh 7 orang yang tergabung dalam tim pembentukan BAKAD serta didukung oleh BEM UAD Kabinet Madani dan disahkan pada 8 Desember 2017.

BAKAD merupakan salah satu Lembaga Semi Otonom (LSO) atau komunitas di bawah naungan Kementrian Kajian Strategis BEM UAD. Komunitas yang lahir sejak tahun 2017 itu juga merupakan satu-satunya komunitas yang memiliki ranah gerak antikorupsi di Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia.

“BAKAD menjadi salah satu komunitas yang aku perjuangkan, ini sudah angkatan ketiga. Pertama diketuai oleh Afriza Mahendra, yang kedua Ilham Parasi, dan sekarang adalah Rangga Suganda”  jelas Rivandi .

Generasi pertama,BAKAD sudah memililki sekolah anti korupsi. Selain itu, hubungan eksternal yaitu koordinasi dengan PUKAT UGM juga terjalin. Namun, BAKAD generasi kedua terdapat kemunduran. Untuk tahun ini, harapannya diserahkan pada masa kepemimpinan Rangga.

Namun begitu, Fadhel Muhammad Ikhwansyah, anggota BAKAD generasi kedua mengatakan, kontribusi BAKAD di periode dua yaitu mengadakan beberapa penyuluhan. Salah satunya dari satuan tugas pencegahan KPK yang datang langsung ke UAD, tepatnya di kampus II B. Keluarga Besar Fakultas Hukum diundang dalam acara tersebut, dan beberapa KPU serta mahasiswa dari KBM UAD datang pada saat itu. Di sisi lain, Fadhel mengakui permasalahan kepengurusan generasi keduayang tidak terlalu aktif.

Terakhir, Rivandi yang juga mantan anggota divisi Kajian dan Pendidikan BAKAD itu juga berpesan untuk Rangga agar melakukan pengkaderan dan menjaga semangat anggota agar selalu menjunjung tinggi nama BAKAD, sehingga kajian anti korupsi di UAD hidup.

Baca Juga:  Ingatkan Solidaritas dan Hari Tani Melalui Pergelaran Diskusi

Penulis: Hastu (Magang)

Editor: Santi

Persma Poros
Menyibak Realita