AdiTV Jawab Kegelisahan Masyarakat

Loading

AdiTV Jawab Kegelisahan Masyarakat

Harapan Muhammadiyah sebagaimana tercantum dalam muktamar Muhammadiyah tahun 1995 lalu untuk memiliki tv lokal sendiri tinggal selangkah lagi terwujud. Demikian disampaikan oleh Komisaris Utama AdiTV,H. Amin Rais dalam acara dengar pendapat PT Arah Dunia Televisi (ADiTV) di Auditorium Kampus III UAD, Rabo (16/4) lalu. PT Arah Dunia Televisi (AdiTV) adalah nama stasion tv yang diusulkan untuk TV UAD. Meski hanya sesaat di UAD, Mantan ketua MPR ini berusaha meyakinkan KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) DIY bahwasanya AdiTV akan berupaya menjadi televisi yang berbasis pendidikan dan budaya lokal yang senantiasa mencerahkan bagi semua. Beliau juga menambahkan AdiTV akan berusaha menghadirkan program-program alternatif yang mendidik dan mencerahkan masyarakat, yang semua itu tidak lepas dari kearifan budaya lokal. Program ini sekaligus menjawab kebutuhan dan kegelisahan masyarakat atas tayangan-tayangan televisi belakangan ini yang kurang mendidik.

”Untuk saat ini ADiTV masih harus bersaing dengan lima stasion swasta di Yogyakarta untuk memperebutkan kanal yang tersisa yakni kanal 44. kita baru tahap evaluasi, masih ada beberapa tahap lagi untuk mewujudknnya.” Jelas Drs. Kasiyarno, M. Hum, Rektor UAD saat ditemui tim POROS usai acara.

Pendapat Pak Kasi ini dikuatkan oleh Ketua KPID (komisi Penyiaran Indonesia Daerah) DIY, S. Rahmat M. Arifin, S.Si, ”sampai saat ini ada lima stasion televisi lokal yang memprebutkan saluran yang tersisa dan kelimanya telah mengajukan ijin siaran ke KPID, yakni Nusa TV, PT arah Dunia Telvisi (AdiTV) , Nusa TV, PT Arah Dunia Televisi (AdiTV), PT Malioboro Media Televisi (Malioboro TV), PT Matahari Yogya Televisi (MYTV), dan PT Mega Adi Citra (Kresna TV). Masing-masing stasion tv lokal tersebut berupaya untuk berbasis pendidikan yang tetap berbudaya lokal.” pendapat senada diungkapkan oleh Ki Gunawan, salah seorang anggota KPID. KPID sendiri sangat berharap pada AdiTV sebagai Tvnya Muhammadiyah mampu besikap adil tidak memihak kekuatan politik manapun meskipun orang-orang di belakangnya adalah tokoh mUhammadiyah.(Pey)

Persma Poros
Menyibak Realita