Aksi Damai Dukung Perjuangan Ibu-ibu Rembang

Yasir, Koordinator Umum Aksi Solidaritas Rembang - Yogyakarta saat membacakan tuntutan aksi di Monumen Tugu Yogyakarta. dok. Poros

Senin (1/8), Aliansi Solidaritas Rembang-Yogyakarta (ASR-Y) mengadakan aksi damai di depan Monumen Tugu Yogyakarta. Aksi ini adalah bentuk solidaritas terhadap perjuangan ibu-ibu Rembang di Jakarta April lalu.

Saat itu, Sembilan ibu-ibu Rembang mencor kaki mereka di depan gedung istana kepresidenan. Hal tersebut merupakan aksi menolak pabrik semen di Rembang.

Yasir, Koordinator Umum aksi, dalam orasinya mengatakan bahwa perjuangan ibu-ibu Rembang selama tujuh hari di Jakarta bukan waktu yang singkat.

“Maka dari itu kita berkumpul disini untuk menyuarakan apa yang terjadi di Rembang. Apa yang jadi kesakitan ibu-ibu di Rembang,” teriak Yasir saat aksi.

Dalam aksi tersebut hadir pula anggota Darurat Agraria Yogyakarta (DAY), Heronimus. Ia mengatakan bahwa DAY mengapresiasi perjuangan ibu-ibu Rembang. Heronimus mengatakan saat ini ada kemajuan dalam bidang pergerakan. Menurutnya sekarang perempuan dan laki-laki sederajat sehingga perempuan juga bisa bersolidaritas. “Kami sangat mendukung mereka termasuk dalam menyikapi isu Rembang,” ujar Heronimus.

DAY adalah aliansi yang fokus kepada isu-isu agraria, salah satunya adalah pembangunan bandara di Kulon Progo. Dalam aksi ini, DAY ikut bergabung dalam ASR-Y.

 Saat diwawancarai, Heronimus mengatakan DAY akan mengawal isu darurat agraria yang menurut mereka bukan hanya terjadi di Yogyakarta, melainkan di seluruh Indonesia. Ia juga menginginkan rakyat bersatu untuk menyikapi darurat agraria.

Selaku tim kampanye di DAY, Heronimus mempertanyakan bagaimana mungkin lumbung-lumbung pangan di Indonesia didirikan pabrik padahal poin kedua dalam Trisakti Jokowi-Jk adalah berdikari dalam bidang ekonomi. “Kita nanti inginnya berdikari dalam bidang ekonomi, tapi kalau lumbung-lumbung itu semuanya didirikan pabrik  maka kita mau tidak mau impor beras dari Vietnam ataupun Thailand,” ujarnya.

Baca Juga:  Apa Kata Rektorat Terkait KKN dan Praktikum Daring?

Aksi damai berlangsung selama dua jam. Semua massa aksi melakban mulut mereka dengan lakban berwarna hitam dan bertuliskan pelbagai tulisan penolakan pabrik semen di Rembang. Selain DAY, ASR-Y juga terdiri dari beberapa lembaga, yaitu Pandawa, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekspresi, Gerakan Literasi Indonesia (GLI), HMJ SKI UIN, Imah Sejarah Ennes dan AMP Jogja.

Sebelum aksi ditutup, Yasir selaku Koordinator umum aksi membacakan lima poin pernyataan sikap dari ARS-Y. Pertama, rombak AMDAL PT. Semen Indonesia. Kedua, menuntut Joko Widodo menemui ibu-ibu Rembang. Ketiga, menuntut Ganjar Pranowo mencabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia. Keempat, menolak eksploitasi alam di Jawa Tengah. Kelima, membangun persatuan rakyat utuk mengawal isu agraria di Indonesia. [Nur,Fitrah]