ASP Tuntut PP Muhammadiyah Batalkan SK Pembredelan Poros

Penjelasan staff PP Muhammadiyah, tentang Ketua PP Muhammadiyah yang tidak bisa memenuhi keinginan massa aksi untuk hadir mendengarkan tuntutan mereka. dok.Poros

Loading

(6/5) Aliansi Solidaritas Poros (ASP) melakukan aksi di depan gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, jalan Cik ditiro. Aksi ini bertujuan untuk menolak pembredelan Pers Mahasiswa (Persma) Poros Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta oleh Birokrat kampus UAD.

Terdapat lima tuntutan yang dilayangkan ASP kepada PP Muhammadiyah, yaitu menolak diskriminasi kepada Persma di kampus, menolak Persma Poros UAD dibredel karena mengancam kebebasan beraspirasi bagi intelektual kampus dan mengancam tentang keterbukaan informasi intrakampus, membatalkan Surat keputusan (SK) pembekuan Persma Poros UAD, PP Muhammadiyah harus menegur Birokrat UAD karena telah melakukan perilaku yang mencoreng citra intelektualitas para kaum intelektual, dan Birokrat UAD harus meminta maaf kepada Persma Poros UAD.

Muhammad Isra Mahmud selaku Koordinator Umum (Kordum) aksi mengharapkan agar PP Muhammadiyah bisa memberikan pernyataan yang tegas terhadap Birokrat UAD, dan segera meminta Birokrat kampus mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan Persma Poros UAD. “Itu salah satu yang saya tekankan untuk para PP Muhammadiyah,” tegasnya.

Massa aksi sebelumnya melakukan long march dari kampus Universitas Islam Indonesia (UII) menuju lokasi aksi. Meski hujan, tidak membuat aliansi ini mengurungkan niatnya untuk melayangkan tuntutannya.  Saat massa aksi memasuki gedung PP Muhammadiyah, Isra mengatakan kepada salah seorang staf yang saat itu berada di kantor, “Saya sangat menyayangkan yang dikatakan oleh Pak Fadlil Wakil Rektor III, wakil kemahasiswaan,” ujarnya.

Pasalnya Abdul Fadlil kepada Pimpinan Umum dan Pimpinan Redaksi Poros (27/4) mengatakan kampus merasa rugi telah mendanai Poros. Isra menanyakan apakah Wakil Rektor III saat itu sadar bahwa uang yang digunakan adalah uang mahasiswa.

Sayangnya, tidak ada perwakilan PP Muhammadiyah yang datang menemui massa aksi. Sementara, Mahendra selaku Staf PP Muhammadiyah mengatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan ke PP Muhammadiyah mengenai aksi yang dilakukan ASP. “Dan kita masih menunggu konfirmasi dari PP,” tambahnya.

Baca Juga:  Rektor UAD : Selama Ini Tidak Ada Pendidikan Yang Murah

Ia juga menjelaskan jika nantinya akan ada yang datang ke kantor PP Muhammadiyah maka di tunggu saja. “Kalau memang tadi ada yang bilang bahwa nanti akan ada yang kesini, di tunggu aja gak papa,” paparnya.

Ketidakhadiran Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah membuat massa aksi tak patah semangat. Mereka tetap melanjutkan aksi menuju bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM). Massa aksi melantunkan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dan ‘Darah Juang’. Setelah itu, dilanjutkan jalan menuju Kampus UII, untuk kembali ke titik kumpul.

Sebelumnya (27/4)  Persma Poros UAD dibekukan secara sepihak oleh Rektorat. Hal ini dilakukan atas pertimbangan ketidaksukaan terhadap isu yang diangkat oleh Poros dalam buletin edisi magang kedua. Melalui Abdul Fadlil, Wakil Rektor III UAD, Poros dianggap melemahkan kampus dan tidak bermanfaat.

Ketika ditanya kelanjutan dari aksi ini, Isra menjelaskan bahwa aksi akan dilaksanakan lagi di tempat yang sama pada hari berikutnya. “Dan isu ini akan tetap kita kawal sampai dengan tuntas ,” tambahnya. [Azizah]

Persma Poros
Menyibak Realita