Catch Me if You Can : Pelarian Penipu yang Memiliki Otak Cerdas

Loading

Sutradara: Steven Spielberg

Pemeran: Leonardo di Caprio, Tom Hanks, Christopher Walken , Nathalie Baye, Amy Adams, Martin Sheen, James Brolin

Tanggal Rilis: 25 Desember 2002 (Amerika)

Distributor: DreamWorks Pictures

Catch Me If You Can adalah film biografi drama kriminal Amerika Serikat tahun 2002 yang disutradarai oleh Steven Spielberg. Naskah film ini ditulis oleh Jeff Nathanson berdasarkan buku Catch Me if You Can karya Frank Abagnale dan Stan Redding. Film ini dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks. Film Catch Me If You Can ditayangkan secara perdana di Los Angeles pada tanggal 16 Desember 2002 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 25 Desember 2002.

Bergenre drama/laga komedi yang diangkat dari kisah nyata, Catch Me If You Can menceritakan biografi Frank William Abagnale yang merupakan seorang konsultan keamanan AS yang mampu membedakan cek asli dan palsu. Frank mendapatkan pekerjaan tersebut karena pengalamannya memalsukan cek hingga jutaan dolar AS. Bukan hanya memalsukan cek, Frank pun kerap memalsukan identitas dan melarikan diri dari satu wilayah ke wilayah lain.

Film ini memiliki alur cerita progesif-regresi. Cerita dimulai saat Frank Abagnale Jr yang diperankan Leonardo DiCaprio berada di penjara super ketat di Perancis. Ia dijemput oleh agen FBI bernama Carl Hanratty yang diperankan oleh Tom Hanks untuk memulangkan Frank ke negara asalnya yaitu, Amerika Serikat. Saat dijemput, kondisi tubuh Frank lemah dan sakit, sehingga Carl meminta petugas lapas untuk memanggil dokter. Namun, saat Frank berada di ruang kesehatan ia malah mencoba untuk kabur. Sayangnya, tubuh Frank lemah hingga ia pun tertangkap lagi.

Cerita bergeser kembali saat Frank masih remaja. Ayah Frank yaitu Frank Abagnale, Sr. merupakan orang terpandang di masyarakat dan memiliki perusahaan yang sukses. Kehidupan ekonomi keluarga Frank terbilang sangat tecukupi sebelum ayahnya tersandung kasus penggelapan pajak yang membuat hidup keluarganya berubah. Frank harus pindah rumah ke tempat yang lebih kecil. Pribadi Frank yang percaya diri terlihat sejak dia berada di bangku sekolah, dia bahkan menipu murid-murid di sekolahnya dengan cara menjadi pengganti guru Bahasa Perancis selama satu minggu.

Baca Juga:  Forrest Gump: Ada Kelebihan Di Balik Kekurangan Seseorang

Namun tak disangka, ibu Frank yang berdarah Perancis terlibat perselingkuhan dengan teman ayahnya. Frank-lah yang pertama kali mengetahui kondisi tersebut. Ibunya membayar dia beberapa dolar untuk tutup mulut. Di hari berikutnya rumah Frank didatangi seorang pengacara yang mengajukan surat perceraian yang harus diisi Frank. Dia harus memilih untuk tinggal dengan siapa. Takut untuk memilih, Frank memilih kabur dari rumah dengan berbekal cek yang diberi ayahnya.

Frank pun mempunyai ide untuk menjadi seorang pilot saat ia melihat pilot dan para pramugari keluar dari mobil taksi, di sinilah petualangan Frank sebagai penipu dimulai.

Pertama, dia berpura-pura menjadi seorang murid yang menulis sebuah artikel dan mewawancarai pilot. Dia menanyakan apa saja yang berhubungan dengan pesawat dan pilot. Dia juga menanyakan di mana perusahaan pesawat membuat setelan baju untuk pilot. Dia pun berhasil menyamarkan identitas dan menjadi kopilot di sebuah armada penerbangan ternama di Amerika Serikat, Pan America. Frank dapat memalsukan cek hingga senilai $USD 2,8 juta dengan institusi tersebut.

Kegiatan Frank tersebut tercium oleh agen FBI yang bernama Carl Hanratty yang merupakan agen spesialis penipuan bank. Carl pun memulai penyelidikannya. Sebenarnya, Carl sempat bertemu dengan Frank di salah satu kamar hotel, namun dengan tenangnya Frank dapat mengelabui Carl, dia mengaku sebagai agen Secret Service yang bernama Barry Allen dan mengatakan bahwa dia dan partnernya sudah menangkap ‘’Frank Abagnale, Jr.” Lalu dia pun kabur dengan membawa mesin pembuat cek  yang dia dapat dari pelelangan.

Sepanjang film penonton seakan dibawa masuk ke dalam film. Perasaan campur aduk seperti kesal, kagum dan heran menjadi satu. Tak habis pikir, bagaimana bisa anak berumur 16 tahun menipu agen profesional yang sudah bekerja selama 12 tahun di FBI. Kualitas akting Leonardo di Caprio dan Tom Hanks memang tidak diragukan lagi. Leonardo berhasil memainkan peran sebagai Frank yang sedikit ‘tengil’ dan sedikit kekanakan. Begitu juga dengan Tom Hanks yang berhasil membawakan peran sebagai agen FBI dengan baik.

Baca Juga:  Kim Ji-Young Born 1982: Kisah Pahit Seorang Perempuan di Korea Selatan

Singkat cerita, Carl dan tim lainnya berhasil menemukan lokasi Frank. Saat itu, Carl masuk ke dalam gerai percetakan dan di dalamnya ada Frank yang sedang mencetak cek. Yang pertama kali diucapkan Frank saat bertemu dengan Carl adalah “Marry Christmas Carl”. Uniknya, di film ini Carl dan Frank selalu berbincang saat malam natal. Carl memperingatkan Frank untuk tidak mencoba kabur lagi karena sudah ada banyak polisi yang mengepungnya di luar dan akan menembaknya apabila dia keluar dari pabrik tanpa Carl.

Dalam adegan ini penonton diajak oleh Spielberg, sang sutradara, untuk melihat karakter manusia yang kerap dibohongi oleh kehidupan dan memilih kebohongan yang ia buat sendiri dan hidup di dalamnya. Bahwa inilah sejatinya pelarian dari seorang Frank, bukan pelarian fisik, namun, pelarian jiwanya.

Saat itu sosok Carl lebih stabil dan mampu meyakinkan Frank yang tidak percaya bahwa banyak polisi mengepung pabrik itu. “Is that the truth?” tanya Frank berkali-kali ketika Carl meyakinkan bahwa Frank akan lebih aman jika menyerahkan diri.

 Mempertanyakan kebenaran, sepertinya hampir selalu pernah dirasakan setiap manusia yang berpikir. Di situlah hebatnya Spielberg, ia mampu menarik penonton ke dalam setiap film garapannya dan seakan-akan penonton dapat merasakan pergolakan batin dari karakter di dalamnya.

Film ini sangat tepat untuk ditonton. Banyak makna-makna kehidupan yang dapat dipetik dari Catch Me if You Can, terutama bagi manusia yang sedang melarikan diri dari peliknya hidup, ciaelah.

Sumber gambar : Pinterest

Attoriq Nurohman
Anggota Divisi Redaksi Persma Poros