Chandra Kirana Prijosusilo: Agen Perubahan adalah Setiap Orang yang Bernapas

Loading

Minggu, 22 Desember 2019 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi (BEM FPsi) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Seminar Nasional Psychology Career Planning (PCP) bertema, “Inspiring People to Become Agent of Change,” di Auditorium Kampus I UAD. Acara ini menghadirkan tiga pemateri, yaitu Dian Kinayung, Teddi Prasetya, dan Chandra Kirana Prijosusilo. Acara yang berlangsung pukul tujuh pagi ini menyasar mahasiswa UAD dan universitas lain.

Teddi Prasetya sebagai pemateri pertama membahas tentang Empowering Community in Millenials Era. Pendiri komunitas Indonesia Neuro Linguistic Programming Society (INLPS) itu menjelaskan tentang kemampuan kepimpinan dalam diri seseorang, di mana ini berkaitan dengan proses merayakan progres.

Menurut Teddi, setiap orang dapat merayakan progres dari komunitas yang diibaratkan cara belajar berjalan dan berbicara seseorang. Ia menjelaskan bahwa di komunitas, seseorang dapat menjadi yang terbaik dibanding di tempat lain. Potensi seseorang akan muncul karena di komunitas tidak bekerja dengan uang. Artinya orang bebas berproses dan memberikan usul atau kritik.

Candra Kirana Prijosusilo yang berbicara mengenai Inspiring People To Become Agent Of Change. Alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menjelaskan pembuat perubahan merupakan seseorang yang bernapas. Artinya setiap orang dapat melakukan perubahan.

“Jika tidak melakukan perubahan sebetulnya dia akan mati. Makanya banyak filsuf yang bilang orang yang janji-janji sebetulnya sudah mati karena tidak melakukan perubahan,” jelas Chandra.

Lebih lanjut ia menjabarkan, orang-orang yang menjadi agen perubahan adalah mereka yang peka terhadap masalah, meresponnya dengan mencari jalan keluar yang kreatif dan inovatif, mereka yang dapat melihat potensi untuk dikembangkan serta mereka yang tidak mengenal gagal dalam mewujudkan visi yang dimilikinya.

Chandra menambahkan bahwa seseorang selalu berproses, dan jika berhasil sampai puncak, maka orang tersebut berhasil menjadi manusia. Ia menyimpulkan bahwa mengenali diri secara mendalam membantu komunitas untuk membangun diri yang realistis dengan self esteem yang kuat, sehingga keberdayaan yang hakiki bisa terwujud.

Baca Juga:  Launching Buku Biografi Kepemimpinan Kasiyarno

Dian Kinayung selaku Wakil Dekan FPsi UAD serta pemateri ketiga, membahas tentang Psychology For Better Community. Dian menjelaskan keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola suatu komunitas adalah komunikasi publik dan komunikasi persuasif. Keduanya dapat diperoleh dengan cara menerapkan pikiran yang terbuka, adaptif, kreatif, dan kolaboratif.

Aulia Salsabilla Yasya selaku ketua panitia mengatakan acara seminar PCP merupakan acara tahunan. Perbedaan acara setiap tahunnya terletak pada tema acara. Aulia juga mengatakan tujuan dari tema yang diambil tahun ini agar peserta terbuka pola pikirnya dan dapat menjadi agen perubahan untuk sekitar.

Acara ini mendapat sambutan baik dari mahasiswa Psikologi UAD. “Seminar PCP ini luar biasa, karena teman-teman Psikologi tahu arah dan tujuan karir mereka dan juga bisa meningkatkan motivasi untuk ke depannya,” ungkap Salma Latifah.

Menurutnya, meskipun dikenakan biaya ia tidak merasa keberatan karena masih murah dibanding seminar lain dan masih standar mahasiswa.

Reporter & penulis : Rina, Luluh

Penyunting : Santi

Persma Poros
Menyibak Realita