Akhir-akhir ini, entah kenapa orang-orang begitu sensitif dengan adanya diskusi kritis. Beradu argumen justru malah menghasilkan sentimen. Padahal, apa yang salah dengan sebuah diskusi? Apakah dengan adanya ruang-ruang diskusi kritis, kalangan mahasiswa menjadi semakin bodoh? Oh, atau mungkin mahasiswa sudah terlampau pintar, hingga akhirnya ruang-ruang diskusi ini semakin sempit pergerakannya?
Diskusi apa, sih sebenarnya yang dimaksudkan? Ah, sebuah pertanyaan klise yang membuat saya hampir bosan menelaahnya. Tetapi, ya baiklah, saya akan mulai dari hal terkecil tentang pentingnya diskusi. Terjadinya diskusi tentu karena adanya pemikiran kritis, hal ini sering disebut juga dengan critical thinking, sebuah proses untuk membantu seseorang berpikir dengan lebih lambat dan mencoba kembali mengkonstruksikan apa yang dipikirkan, agar menghasilkan kesimpulan terbaik. Kesimpulan dengan menggunakan logika sekaligus data serta meminimalisir bias.
Sebenarnya, setiap orang mampu untuk menjadi critical thinking. Hanya saja, rasa malas selau menjadi dalih lebih kuat dibandingkan dengan membangkitkan kesadaran untuk berpikir kritis. Memang, terkadang seseorang begitu saja lupa atau dengan sengaja mengabaikan tujuan mulianya dalam mendapat ilmu melalui pendidikan.
Diskusi seharusnya menjadi hal yang biasa, apalagi di perguruan tinggi. Di kedai kopi saja diskusi berlangsung kritis, apalagi di lingkungan akademik, harusnya menjadi lebih alot, agar setiap topik yang didiskusikan terurai. Sebuah pembahasan dikatakan terurai apabila ia sudah melalui tahapan pengkajian dalam prosesnya. Ah, jangankan untuk sejauh itu, tampaknya mendengar kata diskusi saja enggan, apalagi dibumbui dengan kata kritis. Rasanya seperti besok sidang skripsi saja.
Belakangan ini forum-forum diskusi sebenarnya sudah mulai marak diadakan, baik dari instansi ataupun organisasi. Namun, sayangnya yang masih menjadi pekerjaan rumah kita adalah bagaimana forum-forum diskusi tersebut ramai peminat. Sebab, dalam beberapa diskusi yang pernah saya datangi, salah satunya diskusi mengenai fenomena klitih di Yogyakarta yang diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pendapa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa terlihat masih sepi peminat. Masih banyaknya kursi-kursi kosong membuat saya terenyuh. Padahal jika ditinjau, tema yang didiskusikan sangat menarik, belum lagi pemateri yang dihadirkan sesuai dengan tema pembahasan.
Sebuah forum diskusi tampaknya masih menjadi hal tabu, entah itu diskusi kritis tentang mata kuliah yang sedang dipelajari, atau terlebih jika temanya tentang sosial, dan politik. Wah, saya rasa kebanyakan mahasiwa lebih memilih rebahan di indekos atau mabar game.
Tabunya ruang-ruang diskusi kritis ini bukan hanya di kalangan mahasiswa baru saja, tak menutup fakta masih banyak mahasiswa semester abadi pun tak mengindahkannya. Memang, kesadaran akan pentingnya diskusi masih defisit di negara ber-flower ini. Bahkan, di kalangan mahasiswa yang konon katanya intelektual.
Coba ingat kembali, ketika teman kita sedang presentasi di kelas, lalu dengan candaan jika kita hendak bertanya, maka akan kena azab. Bahkan, saya pernah lihat unggahan netizen yang sempat viral tentang ini. Dalam unggahan itu menyinggung orang yang selalu bertanya saat teman presentasi di kelas tentang suatu hal yang rumit. Menurutnya, hal itu justru akan membunuh karakter seseorang. Wow, benarkah sehoror itu sebuah diskusi yang akhirnya menjadi tabu?
Alih-alih ingin menjadikan mahasiswa yang berintelektual, justru dengan jarangnya mengadakan ruang-ruang diskusi kritis akan sama saja seperti mendapat gelar sarjana tanpa otak! Jika saya bisa memberi label, saya akan haramkan jika mahasiswa tidak mampu nimbrung dalam ruang-ruang diskusi kritis. Ya, cukup nimbrung saja dulu untuk hanya sekadar mendengarkan.
Naasnya, ruang-ruang diskusi kritis ini seolah-olah sudah ada yang memberikan label atau citra buruk. Sehingga, banyak mahasiswa enggan untuk menghadiri karena sudah terframing buruk. Sial memang, ketika sebuah perubahan dalam hal kebaikan selalu diberi citra buruk oleh segilintir orang-orang dungu!
Ketika proses belajar berlangsung di dalam kelas, tampaknya kebanyakan mahasiswa lebih senang mencatat saat dosen menyampaikan materi.
Padahal, sebuah riset menunjukkan ternyata mencatat tidak memudahkan kita untuk mengingatnya. Jordan B. Peterson, seorang Psikolog Klinis sekaligus Profesor Psikologi dari Universitas Toronto bahkan melarang mahasiswanya untuk mencatat saat ia sedang menyampaikan materi kuliah di kelas. Peterson beralasan, ia ingin mahasiswanya untuk fokus mendengarkan. Adapun, dengan hal ini terjadilah diskusi kritis yang membangun kesadaran mahasiswa. Tanya jawab sudah menjadi hal biasa, begitu pun dalam beradu argumen, bukan dianggap sesuatu yang tabu.
Defisitnya ruang-ruang diskusi kritis sangat berdampak pada cara berpikir. Bagaimana bisa dikatakan seorang mahasiswa memiliki critical thinking yang baik, jika kita sebagai mahasiswa masih malas untuk memulai sebuah diskusi. Toh, ketika ada seorang mahasiswa yang mulai berani untuk berdiskusi, menguji argumennya, justru malah ditanggapi sentimen, entah itu oleh teman-temannya ataupun oleh sekelas dosen. Hadeuh, bukankah forum akademik itu untuk menguji ide atau gagasan berpikir? Sikap sentimen terhadap satu argumen adalah tanda kebuntuan berpikir. Jika ada pembaca sentimen terhadap tulisan ini, ya itu tadi artinya!
Parahnya Pendidikan di Indonesia
Sungguh naif rasanya, ketika kita sebagai mahasiwa hanya bisa mencibir jika pendidikan di Indonesia memprihatinkan, begitu pun dengan parahnya minat baca. Hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA), rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) tahun 2018, Indonesia ada di peringkat 72 dari 78 negara di dunia. Adapun, PISA adalah program penilaian pelajar dalam lingkup internasional untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun. Acara ini diadakan tiga tahun sekali.
Sangat rendah sekali bukan, performa akademis di Indonesia? Lantas apakah kita sebagai mahasiswa yang katanya intelektual masih mempersempit bahkan mentabukan ruang-ruang diskusi kritis ini? Masih buruknya pendidikan di Indonesia harusnya menjadi tamparan keras bagi kita semua selaku akademisi. Bukan hanya jago mengisi soal ujian demi Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK tinggi, tetapi di sisi lain mahasiswa harus menjadi agent of change terutama dalam dunia pendidikan.
Saya ingin mengajak para pembaca untuk bisa lebih memanfaatkan forum akademik maupun non akademik sebagai ruang-ruang diskusi kritis. Mulai berani bertanya di kelas saat proses pembelajaran, tidak menutup pertanyaan saat persentasi, nongkrong sembari mendiskusikan satu hal untuk diulas. Bahkan besar harapan saya, terjadi adu argumen ketika di dalam kelas, baik sesama mahasiswa ataupun dengan dosen. Toh, output dari diskusi kritis, berpikir kritis, dan adu argumen itu akan membuat pikiran kita lebih sehat dan waras dalam berpikir kok.
Pernah saya dapati, angkringan-angkringan pinggir jalan yang biasanya masyarakat umum, entah petani, tukang becak, tukang bakso begitu asik mendiskusikan suatu hal tentang perpolitikan di negeri ini. Sembari ditemani secangkir kopi panas untuk melepas penat setelah lelah kerja seharian mencari nafkah. Mereka memang tak menempuh jenjang pendidikan untuk meraih gelar sarjana, namun dengan cara berpikir serta penyampaiannya, saya mulai berpikir: seorang guru bukan hanya untuk yang bergelar saja.
Ya, saya tahu membangkitkan kewarasan berpikir bukan hal yang mudah memang, terlebih lagi teman untuk menemani kemalasan semakin banyak dan terus bertambah. Baca thread Twitter dan stalk Instagram mantan rasanya lebih menarik.
Terlepas dari itu, kita hanya akan dihadapkan pada dua pilihan. Menjadi bagian dari satu persen menyaksikan kehancuran pendidikan, atau menjadi bagian satu persen pertumbuhan pendidikan. Jika jodoh di tangan Tuhan, lantas dunia pendidikan di tangan siapa kalau bukan kita?
Penulis: Wisnu
Penyunting: Adil
Menyibak Realita
845350 445410I completely agree with you about this matter. Good post. Already bookmarked for future reference. 76028
Hmm is anyone else encountering problems with the pictures on this blog
loading? I’m trying to figure out if its a problem on my
end or if it’s the blog. Any suggestions would be greatly appreciated.
Hello there! This article couldn’t be written much better!
Looking at this post reminds me of my previous roommate! He constantly kept talking about
this. I’ll send this article to him. Pretty sure he will have a very good read.
Thanks for sharing!
Its like you read my mind! You appear to grasp so much about this,
like you wrote the e-book in it or something.
I believe that you simply can do with a few percent to drive
the message house a little bit, but instead of that, this is great blog.
An excellent read. I’ll certainly be back.
I’m curious to find out what blog system
you’re utilizing? I’m having some small security problems with my
latest site and I would like to find something more risk-free.
Do you have any suggestions?
Howdy, i read your blog occasionally and i own a similar one and i was just wondering if you get a
lot of spam feedback? If so how do you protect against
it, any plugin or anything you can suggest? I get so much lately it’s driving me insane so
any assistance is very much appreciated.
Pretty nice post. I just stumbled upon your blog and wished to
say that I have truly enjoyed surfing around your blog posts.
After all I will be subscribing to your
feed and I hope you write again very soon!
You can certainly see your skills within the work
you write. The world hopes for even more passionate writers such as you who are not afraid to mention how they believe.
All the time follow your heart. quest bars https://www.iherb.com/search?kw=quest%20bars quest bars
magnificent points altogether, you simply received a brand
new reader. What might you suggest in regards to your post that you
simply made some days in the past? Any positive?
ps4 games https://bitly.com/3z5HwTp ps4
Hey great blog! Does running a blog such as this require a lot of work?
I’ve no knowledge of computer programming however I had been hoping
to start my own blog soon. Anyway, if you have any ideas or techniques for
new blog owners please share. I know this is off subject nevertheless I just wanted to ask.
Appreciate it! scoliosis surgery https://0401mm.tumblr.com/ scoliosis surgery
Good day! This is kind of off topic but I need some advice from
an established blog. Is it tough to set up your own blog?
I’m not very techincal but I can figure things out pretty quick.
I’m thinking about setting up my own but I’m not sure where to start.
Do you have any tips or suggestions? Thank you scoliosis surgery https://coub.com/stories/962966-scoliosis-surgery scoliosis surgery
We are a group of volunteers and starting a brand new scheme in our community.
Your site provided us with valuable info to work on. You have done a formidable job and our whole group might be grateful to you.
asmr https://app.gumroad.com/asmr2021/p/best-asmr-online asmr
It’s the best time to make a few plans for the longer term and it is time
to be happy. I have learn this publish and if I may I want to
suggest you some fascinating things or advice. Perhaps
you could write subsequent articles referring to
this article. I desire to learn more issues approximately it!
cheap flights http://1704milesapart.tumblr.com/ cheap flights
If you are going for finest contents like me, only
pay a quick visit this website every day for the
reason that it presents quality contents, thanks quest bars http://j.mp/3C2tkMR quest bars
Useful information. Lucky me I found your web site unintentionally,
and I am shocked why this accident didn’t came about earlier!
I bookmarked it.
Pretty! This was an incredibly wonderful article.
Thanks for providing this information.
Hi, everything is going well here and ofcourse every one
is sharing facts, that’s truly excellent, keep up writing.
Thanks very interesting blog!
Very good info. Lucky me I ran across your website by accident (stumbleupon).
I have book marked it for later!
local girla near me personals
browse free dating without registering
Benar sekali. Entah kenapa mahasiswa lebih suka memikirkan, misalnya, tentang mantannya, mencari tahu gosip terbaru, daripada mendiskusikan hal-hal yang perlu untuk didiskusikan. Padahal, jika kita kembali ke masa pra-kemerdekaan, ruang publik intelegensia itu adalh suatu “barang mewah” yang sukar sekali diperoleh akibat adanya diskriminasi pendidikan oleh kolonial Belanda. Sekarang, masuk abad 21 dimana pendidikan sudah gampang dan terjangkau (meskipun belum semuanya) malah ruang intelegensia itu minim sekali adanya.