Ford v Ferrari: Sosok Di balik Aksi Kebut-Kebutan Bersejarah Ford dan Ferrari

Loading

Judul: Ford v Ferrari

Sutradara: James Mangold

Pemeran: Matt Damon, Christian Bale,Caitriona Balfe, Jon Bernthal, Josh Lucas, Tracy Letts, Remo Girone, Noah Jupe

Tanggal rilis: 15 November 2019

Produksi: 20th Century Fox

Persaingan Ford dan Ferarri di aspal Le Mans tahun 1966 kembali dihidupkan di film Ford v Ferrari yang rilis 15 November lalu. Film besutan James Mangold itu menggaet dua aktor papan atas Matt Damon (Carroll Shelby) dan Christian Bale (Ken Miles) sebagai pemeran utama.

Tak hanya itu, sebagai film yang diambil dari kisah nyata, ada beberapa pemeran yang “mewakili” tokoh besar di dunia otomotif seperti Enzo Ferrari yang diperankan oleh Remo Girone serta Henry Ford II yang diperankan oleh Tracy Letts.

Kisah yang disajikan film ini berawal dari perusahaan produsen mobil asal Amerika yaitu Ford Motor Company yang ingin mengakuisisi divisi balap produsen mobil asal Italia, Scuderia Ferarri. Akuisisi itu diyakini akan membantu Ford untuk masuk ke arena balap paling bergengsi di dunia saat itu, Le Mans 24 Hours.

Hal itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan mobil Ford yang sedang menurun. Namun, penawaran kerja sama untuk akuisisi oleh Ford di tolak mentah-mentah oleh bos besar Ferrari, Enzo Ferrari. Tak hanya itu, Enzo mengatakan di depan perwakilan Ford Motor Company bahwa pabrik mereka hanyalah pabrik mobil jelek dan menghina bosnya.

Henry Ford II selaku bos besar Ford Motor Company kemudian mendengarkan laporan dari bawahannya tentang hinaan yang ditujukan pada perusahaan dan dirinya. Merasa harga dirinya diinjak, Henry Ford II memerintahkan untuk mendirikan divisi balap sendiri dan memiliki misi untuk mengalahkan Ferrari di Le Mans. Misi itu dimulai dengan membuat mobil balap yang lebih cepat dari Ferrari. Mulailah mereka mencari desainer, teknisi, dan pembalap yang akan mewakili Ford untuk menundukkan Ferrari di Le Mans.

Desainer mobil terkenal di Amerika, Carroll Shelby, yang juga seorang mantan pembalap Le Mans direkrut tim Ford untuk menangani projek pembuatan mobil yang akan mengalahkan Ferarri. Kemudian, Shelby mengajak sahabatnya Ken Miles, seorang pembalap urakan nan bengal sebagai salah satu orang yang akan mengemudikan mobilnya.

Baca Juga:  Jejak Langkah 2 Ulama: Dulu Bersatu Mendongkel Belanda, Sekarang Oligarki dan Korporasi.

Miles adalah seorang veteran perang Inggris yang juga seorang teknisi mobil. Ia juga yang akan membantu Shelby untuk membuat mobil balap untuk Ford. Setelah itu, dimulailah sebuah kisah di balik sejarah besar persaingan Ford dan Ferrari.

Meskipun judul dan sinopsis film menggambarkan isi film yang tidak jauh dari kebut-kebutan antara Ferrari dan Ford, akan tetapi fokus film tidak lah mengarah kesana. Film dengan bujet senilai 97,6 juta Dollar Amerika ini berfokus pada interaksi dan sudut pandang dari dua tokoh utama, yaitu Carroll Shelby dan Ken Miles. Tak hanya itu, alur cerita dibangun dengan sangat rapi yang menunjukkan bagaimana keadaan perusahaan Ford Motor Company dan Ferrari hingga latar belakang Miles dan Shelby.

James Mangold yang duduk di kursi sutradara mengarahkan alur cerita yang sedikit lamban di awal cerita, tetapi tetap bisa membuat penonton duduk rapi dan fokus pada film. Adegan balapan dengan latar waktu 1966 pun dibuat sedemikian realistis dan apik. Mangold cukup mampu mengarahkan aktor-aktor besar seperti  Christian Bale dan Matt Damon dalam satu frame dengan interaksi serta chemistry yang sangat cocok.

Keunggulan lain dalam film ini adalah Mangold mampu menyulap balapan yang dilakukan selama 24 jam secara terus menerus menjadi seru untuk ditonton. Banyak adegan salip-menyalip krusial yang jarang ditemui dalam balapan aslinya. Semua itu cukup membuat Mangold dipandang sebagai sutradara yang memang memiliki kapasitas serta kualitas baik terlepas dari kesuksesannya dalam menggarap film Logan, The Wolverine, Identity, dan 3:10 to Yuma.

Jika dilihat secara umum dan menyeluruh, kelebihan yang paling kentara di film Ford v Ferrari adalah konfliknya yang jarang diulas oleh kebanyakan film. Mangold tidak hanya menyajikan mobil Ferrari dan Ford ataupun mobil-mobil balap lain saling adu cepat di arena, tetapi lebih dari itu seperti bagaimana gambaran bisnis dalam bidang otomotif serta seluk beluk dan konflik ciri khas film drama lainnya. Bisa dibilang “dapur rahasia” semua hal di bidang otomotif diulas disini.

Baca Juga:  Belajar Jurnalisme Investigasi dari Spotlight

Hal lain yang menarik dalam film ini tentu saja penampilan gemilang dari Christian Bale sebagai Ken Miles. Tidak mudah untuk memerankan salah satu tokoh besar di kehidupan nyata. Banyak film biopik yang gagal hanya karena pemeran utama yang tidak mampu membawa “jiwa” dari tokoh terkenal yang diperankannya.

Akan tetap,i hal itu berbeda jika ditangani oleh Bale. Di setiap film yang ia perankan, Bale selalu berusaha tampil total untuk tiap peran yang ia lakoni. Tak terkecuali perannya sebagai pembalap legendaris asal Inggris, Ken Miles di film ini. Miles seakan dihidupkan kembali melalui Bale dengan sifat bengal, urakan, serta tengil.

Miles juga diperlihatkan sebagai orang yang idealis, disajikan tanpa basa basi di dalam film. Bahkan cara bicaranya dengan aksen inggris yang kental dilakukan dengan sangat baik.

Lawan main Christian Bale, Matt Damon sebagai Carroll Shelby juga mampu menjalani perannya dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari chemistry yang dibangun oleh mereka. Peran yang dilakoni sebagai sahabat yang saling percaya, terkadang bertengkar serta tak jarang kompak, mampu membuat penonton tersipu dan senyum-senyum sendiri di kursi empuk bioskop.

Pada dasarnya, semenjak trailer film ini mengudara di berbagai platform digital, sangat jelas film ini lebih fokus pada jalan cerita ketimbang aksi balapan yang megah. Walaupun, menurut saya adegan balapan di film ini terlihat lebih esensial ketimbang film aksi balapan fiksi yang acapkali diselingi ledakan dan tembakan. Jadi, untuk Anda yang mengharapkan film balapan seru dengan plot cerita ringan, film ini bukanlah pilihan utamanya.

Film ini sangat minim kekurangan. Semua yang jadi bagian dalam film sudah berpenampilan maksimal. Hanya saja, ada beberapa bagian yang hiperbolis dan tidak realistis. Bahkan, beberapa pakar mobil juga berpendapat bahwa ada komponen lain yang lebih realistis untuk dibahas dalam film.

Lebih dari itu, Ford v Ferrari adalah salah satu film paling menarik dan menghibur di tahun 2019. Jika Anda bukan orang yang mengerti tentang dunia balap mobil, tidak ada salahnya untuk datang ke bioskop, sebab yang bukan penggemar mobil balap pun akan jatuh hati dengan film ini.

Penulis: Anang

Persma Poros
Menyibak Realita