Gelar Wicara Milad Ke-22 FSBK, Upaya Memperkenalkan Kembali Budaya melalui Sosial Media

Milad ke-22 Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi dibuka dengan acara gelar wicara (8/12). Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada tahun ini mengambil tema kebudayaan dengan subtema Ragam Rasa Nusantara.

Momen pembukaan rangkaian acara milad itu diawali dengan pemotongan tumpeng yang selanjutnya dilanjutkan dengan gelar wicara yang mengusung tema Optimalisasi Media sebagai Pengenal Budaya di Era Millenial. Dalam pembukaannya, Choirul Fajri selaku wakil dekan FSBK mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan di Amphitarium Kampus IV UAD tersebut.

“Ini yang kemudian memang harus dikembangkan karena spirit milenial itulah yang nantinya akan membawa Indonesia menjadi bangsa atau negara yang berkemajuan seperti spiritnya Kiai Ahmad Dahlan,” ujar Fajri.

Menghadirkan Mochammad Hafid seorang praktisi media informasi dan Raudia Mizahara yang merupakan Puteri Kebudayaan Indonesia tahun 2019, gelar wicara tersebut dimulai pukul 09.30.

Kepada seluruh peserta yang hadir, Hafid memberikan motivasi agar menyeimbangkan konsumsi informasi antara media informasi konvensional dengan sosial media. “Karena pada kenyataannya pengaruh media sosial mempengaruhi kehidupan sosial kita,” ujar presenter berita yang juga penyiar radio tersebut.

Selain Hafid, Puteri Kebudayaan yang kerap dipanggil Tiara itu juga mengungkapkan mengenai bagaimana kondisi kebudayaan pada saat ini. Menurutnya pemerintah sudah mulai menaruh perhatian terhadap kebudayaan Indonesia dengan mengadakan ajang pemilihan Puteri Kebudayaan atau Puteri Batik serta kegiatan lainnya. Selain pemerintah, beberapa pelaku usaha juga telah menjadikan budaya Indonesia dan menjadikannya menjadi produk modern yang bisa diterima masyarakatnya.

“Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada sebagian orang yang masih menganggap budaya itu kuno atau tidak peduli sama sekali tentang budaya,” ucap Raudia.

Untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa budaya itu bukanlah sesuatu yang kuno, Raudia memberikan tawaran solusi dengan gerakan membuat, memakai, dan memperkenalkan. Melalui media sosial dan diri sendiri, hal itu bisa dilakukan sebagai langkah konkret yang bisa dilakukan generasi muda.

Baca Juga:  Tercekik Ayat-Ayat LPSI

Repoter: Yosi & Abi

Persma Poros
Menyibak Realita