Hari Buku Anak Sedunia

Loading

Hari Buku Anak Sedunia diperingati pada tanggal 2 April. Tanggal tersebut bertepatan dengan lahirnya pengarang buku anak yang karyanya tersebar ke seluruh dunia, yaitu Hans Christian Andersen yang merupakan penulis asal Denmark. Perayaan hari buku anak sedunia diinisiasi oleh International Board on Books for Young People (IBBY) yang telah dilakukan sejak tahun 1967. IBBY adalah organisasi non-profit yang merepresentasikan jaringan internasional orang-orang dari seluruh dunia yang berkomitmen membawa anak-anak dan buku bersama-sama.

Setiap negara mempunyai cara untuk merayakan hari buku anak sedunia. Beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat, setiap sekolah, perpustakaan, dan toko buku biasanya menyelenggarakan acara tahunan berbentuk kegiatan mendongeng.

Literasi di Indonesia

Dikutip dari Tirto.id penjualan buku anak mengalami peningkatan, yaitu dari 22,31 persen tahun 2013 menjadi 22,64 persen pada 2014. Persentase tersebut paling besar daripada persentase penjualan buku fiksi dan sastra, buku agama dan spiritualis, buku sekolah, juga buku referensi dan kamus.

Namun, hasil survey United Nation of Education Social Culture Organization (UNESCO) tahun 2011 menunjukkan indeks tingkat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, hanya ada satu orang dari 1.000 penduduk yang masih mau membaca buku secara serius.

Studi Most Literate Nations in the World yang dilakukan Central Connectitut State University, bulan Maret 2016 mengumumkan bahwa peringkat literasi internasional Indonesia berada di urutan ke-60 dari 61 negara. Sedangkan di World Education Forum, organisasi yang berada di bawah PBB, Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 76 negara.

Sedangkan data yang dilansir dari bobox.co.id, World Bank menyebutkan bahwa persentase buta huruf fungsional di Indonesia mencapai 55 persen. Buta huruf fungsional adalah suatu kondisi seseorang bisa membaca, tetapi kurang memahami isi dan konteks bacaan.

Baca Juga:  Nasib Upah Buruh

Anies Baswedan dalam final Gramedia Reading  Community Competition 2016 di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta, mengatakan penilaian berdasarkan komponen infrastruktur, Indonesia berada di urutan 34 di atas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea Selatan.

Penulis novel Entrok, Okky Madasari, di laman cnnindonesia.com mengatakan bahwa rendahnya minat baca atau literasi di Indonesia disebabkan oleh keterbatasan akses pada buku. Menurutnya, banyak daerah tidak memiliki perpustakaan dan toko buku. Sebab kedua, yaitu kebiasaan membaca masyarakat yang tidak dibentuk di bangku sekolah.

Penulis: Luluh

Penyunting: Fikria

Persma Poros
Menyibak Realita