Budaya keramik kembali disemarakkan dalam festival perdana Jogja Ceramic Fest (JCF). Berawal dari kegelisahan terkait ketidaktertarikan masyarakat terhadap budaya keramik, festival ini dihadirkan melalui kolaborasi bersama pegiat keramik di Yogyakarta untuk mengukuhkan posisi tawar keramik dalam arus seni budaya. Festival ini dibuka untuk umum dan gratis dengan mengusung tema Clayboration sebagai upaya menyemarakkan kembali budaya keramik. Akan dihelat di kompleks MuseumKu Gerabah, Desa Kasongan, Bantul, pada 22—30 Juli 2023.
“Inilah alasan kegiatan ini muncul,” kata Ketua Pelaksana JCF, Veraningsih atau yang kerap disapa Vera, dalam konferensi pers di kompleks MuseumKu Gerabah pada Jumat, 21 Juli 2023.
Mansyur dikenal masyarakat Indonesia, keramik sudah menjadi budaya yang melekat. Fenomena ini bisa dilihat dari bukti-bukti sejarah peradaban, berupa tembikar, perhiasan, arca-arca terakota, hingga batu-bata yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, dalam kebutuhan domestik hingga ekonomi, keramik juga menjadi sendi hidup masyarakat dalam rutinitas sehari-hari.
Perhelatan JFC diinisiasi oleh Nonton Bareng Indonesia bersama Citrus Studio dan Waton Art Studio. Fokus kegiatan ini ialah menciptakan interaksi antara pegiat keramik terhadap penonton atau peminatnya, sehingga terjadi pemberdayaan komunitas keramik di Yogyakarta.
Program JCF Clayboration menggaet perajin, seniman, budayawan, hingga akademisi yang bergelut di dunia keramik untuk berpartisipasi aktif. Semangat kolektif-kolegial yang diambil dari budaya keramik masyarakat menjadi pendar api semangat perubahan dan kemajuan budaya keramik yang muncul dari komunitas masyarakat Kasongan sendiri.
“Besok kita akan rayakan secara besar-besaran,” pungkas Vera.
Sebelas Program Utama Jogja Ceramic Fest
Perhelatan perdana Jogja Ceramic Fest Clayboration ini, mengusung sebelas program utama yang dilaksanakan pada 22—30 Juli 2023. Adapun program-program itu di antaranya:
- Jogja Ceramic Fest: Clayboration
Berlangsung selama sembilan hari dari 22—30 Juli 2023 yang akan menghidupkan beberapa rangkaian program, mulai dari pameran, interactive performance, kelas keramik, residensi seniman, dialog interaktif, hingga program staycation di Desa Kasongan.
- Ceramic Art Exhibition
Program seni keramik untuk memfasilitasi seniman dan kolektif keramik untuk memamerkan karya seninya. Pameran juga akan menampilkan karya-karya seniman maestro keramik Yogyakarta dan Indonesia, seperti RM. Saptohoedojo, Timbul Raharjo, Noor Sudiyati, dan lainnya.
- Claystage
Rangkaian seni pertunjukan yang mengeksplorasi kerja keramik di Kasongan dan Indonesia dengan Prehistoric Body Theater, salah satu penampil yang mempresentasikan karya berjudul Sangiran 17.
- Ceramic Corner
Ruang edukasi dan arsip literasi keramik dalam praktik seni dan budaya yang dapat diakses oleh publik selama kegiatan berlangsung.
- Ceramic Studio Visit
Kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemilik studio keramik dengan penikmat keramik, sehingga tercipta transfer of knowledge. Akan ada empat studio keramik di Kampung Keramik Kasongan dan sekitarnya yang akan berpartisipasi.
- Interactive Dialog
Wadah presentasi peserta Residensi Desa Keramik dan para seniman menyoal budaya keramik. Kegiatan ini dapat diakses oleh publik yang ingin berdiskusi tentang keramik.
- Creative Ceramic Class
Kelas untuk memfasilitasi audiens keramik yang ingin merasakan pengalaman membuat keramik dan berkreasi bersama pemuda perajin dan seniman keramik Kasongan.
- Creative Ceramic Market
Pasar keramik kreatif akan memfasilitasi 20 lapak bagi para pegiat keramik yang memiliki produk keramik dan ingin memasarkannya.
- Ceramic Contest
Kompetisi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) minat jurusan keramik, mahasiswa jurusan keramik, dan perajin studio keramik di Indonesia.
- Claycation
Pengalaman berwisata dan menetap di Desa Kasongan selama tiga hari, menginap di villa yang terletak di sekitar pemukiman perajin keramik studio keramik di Indonesia.
- Raku Night Performance
Penampilan kolektif interaktif antara pegiat keramik dan penonton keramik. Kegiatan ini diadaptasi dari proses Raku: teknik pembakaran atmosferik, saat keramik panas yang berpendar dikeluarkan dari tungku pembakaran dan dimasukkan dalam wadah yang mudah terbakar.
Penulis: Adil Al Hasan
Penyunting: Safina RI
Menyibak Realita
Kegiatan yang menarik, semoga bawa kemajuan bagi masyarakat