Joker: Sebuah Kisah Pilu Sang Pangeran Kejahatan Gotham

Loading

Judul: Joker

Tanggal rilis     : 4 Oktober 2019 (Amerika Serikat)

Sutradara         : Todd Phillips

Pemeran          : Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beets, Marc Maron, Frances Conroy, Douglas Hodge

Produksi          : Warner Bros Pictures

For my whole life, I didn’t know if I even really existed. But I do, and people are starting to notice.” Arthur Fleck (Joker)

Joker merupakan salah satu film yang ditunggu-tunggu oleh para penikmat film tahun ini. Antusiasme masyarakat mulai terlihat ketika film Joker menyabet penghargaan tertinggi Golden Lion di Venice Film Festival September lalu. Sebelumnya, ketika Joker ditayangkan perdana di Festival Film Venice, film tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari penontonnya yang dibuktikan dengan dilakukannya standing ovation selama delapan menit.

 Saat ini, antusiasme terhadap film yang dibintangi Joaquin Phoenix dan Robert De Niro tersebut masih bisa dirasakan di bioskop-bioskop tanah air serta bioskop lain di seluruh dunia.

Joker berfokus pada kisah Arthur Fleck (Joaquin Phoenix), laki-laki yang berprofesi sebagai badut di sebuah kota bernama Gotham pada latar waktu tahun 1981. Tinggal di Kota Gotham—sebuah kota yang marak sekali terjadi tindak kriminal, korupsi, dan diskriminasi—membuat hidup Arthur tidak pernah beruntung.

Selain sebagai badut, Arthur adalah seorang komedian yang juga dianggap gagal oleh masyarakat. Tak hanya itu, Arthur adalah seorang yang mengidap suatu penyakit karena trauma di masa lalu.

Menjadi seseorang yang “sakit” tak membuat Arthur diterima dengan baik oleh masyarakat Gotham. Arthur selalu mendapat perlakuan tidak elok dari masyarakat. Hal ini terlihat ketika ia dijahili oleh beberapa remaja yang merebut papan nama toko tempatnya bekerja kemudian berakhir dengan Arthur yang terkapar karena dikeroyok oleh sekelompok remaja tadi. Nasib buruk yang diterima Arthur tak hanya sampai di situ, atasannya yang seharusnya melindungi dan memihak pada Arthur justru menuduhnya mengambil papan nama yang telah hancur tadi.

Baca Juga:  Ford v Ferrari: Sosok Di balik Aksi Kebut-Kebutan Bersejarah Ford dan Ferrari

Nasib jelek yang selalu datang itu membuat Arthur semakin depresi, marah, dan putus asa. Akan tetapi di hadapan ibunya ia tetap terlihat seperti tidak memiliki masalah apapun. Arthur dengan sabar tetap merawat ibunya yang juga sedang sakit dan renta.

Beberapa kenyataan pahit yang menghampiri Arthur kemudian semakin parah, bagaikan seluruh dunia tidak memihaknya. Hidupnya hanyalah sebuah kesinambungan semua hal buruk. Faktor inilah yang lambat laun membuat Arthur kehilangan jati diri dan membuatnya menjadi pribadi yang kejam dalam menyikapi segala kisah getir hidupnya. Arthurpun bertransformasi menjadi Joker, penjahat paling kejam nan bengis dari Kota Gotham.

Pada dasarnya film ini menceritakan kisah awal Joker, sang penjahat gila musuh bebuyutan sang pahlawan Kota Gotham, Batman. Film ini adalah adaptasi dari DC Comics yang mengambil referensi kisah orisinal penjahat paling populer yaitu Joker. Diperlihatkan dalam film bahwa Joker dulunya adalah seorang manusia biasa yang hormat pada orang tua. Tetapi lingkungan dan nasib tidak membuat Joker merasa bahagia. Semua senyum dan tingkah lucunya hanyalah bagian dari pertunjukkan komedi yang dilakukan untuk menunjang hidup ibu serta dirinya.

Sepanjang film, penonton akan dibuat iba dengan karakter sang Joker, Arthur Fleck yang seharusnya diperlakukan secara khusus karena penyakitnya. Akan tetapi masyarakat Gotham tidaklah sadar akan hal itu. Masyarakat Gotham seakan menganggapnya sebagai orang rendah yang hak dan kemauannya tidak perlu dihargai. Kemudian, tanpa disadari masyarakat Gotham lah yang melahirkan Joker dengan segala sikap gila dan psikopatnya.

Akting Joaquin Phoenix sebagai Joker patut diberi apresiasi setinggi-tingginya. Sang aktor dengan sangat baik dan apik memerankan sosok Arthur Fleck yang tertindas dan selalu tidak beruntung dalam kehidupannya. Sosok Joker yang pada dasarnya adalah karakter komikpun bisa membuat para penggemar setia Joker diseluruh dunia senang dan kagum dengan karakter Joker versi Joaquin Phoenix ini.

Baca Juga:  Truth : Media, Presiden, dan Hak Istimewa Kekuasaan

Joker versi Phoenix memiliki ciri khasnya sendiri jika dibandingkan Joker versi mendiang Heath Ledger yang tiada duanya di film The Dark Knight tahun 2008. Dari hal itulah, banyak yang takjub dengan Phoenix lantaran bisa memenuhi ekspektasi para penggemar Joker tanpa dibayang-bayangi kehebatan Jokernya Ledger.

Todd Phillips selaku sutradara juga berhasil menampik ekspektasi rendah yang diarahkan pada dirinya dari penikmat film dengan menampilkan visual dan alur film Joker dengan sangat rapi. Alur cerita yang tidak cepat namun tetap bisa membuat penonton terenyuh dan penasaran dengan kisah pilu Arthur, khususnya bagaimana ia bertansformasi menjadi Joker.

 Di beberapa adegan menampilkan kekerasan yang perlahan namun pasti berhasil membuat penonton bereaksi. Adegan-adegan kekerasan tersebut sukses membawa film Joker ke jalur yang benar sebagai film dengan kategori dewasa. Scoring dalam film juga berhasil mewakili suasana tegang dan kelam dengan baik. Melengkapi kesempurnaan film Joker.

Kekurangan dalam film sangat minim. Hanya saja di beberapa adegan, penjelasan psikologis yang disampaikan mungkin sulit dipahami oleh orang awam. Terlepas dari hal itu, film Joker dengan sempurna membawa suasana baru dalam menceritakan kisah orisinal dari karakter komik.

Film ini cocok ditonton untuk anda yang bosan dengan pembawaan film adaptasi komik superhero yang terkesan monoton, dengan ledakan yang banyak dan CGI melimpah. Film ini juga sarat akan kritik sosial, terutama ketimpangan sosial yang menyebabkan banyak kerusuhan terjadi di berbagai wilayah di Gotham. Penjiwaan Joaquin Phoenix sebagai Joker serta pengarahan film oleh Todd Phillips merupakan kolaborasi yang gila dan sekali lagi perlu diapresiasi setinggi-tingginya.

Penulis : Anang

Persma Poros
Menyibak Realita