karyawan minta diperhatikan

Loading

dari bulan nevember sampai sekarang bulan desember, perpustakaan di kampus tiga Universitas Ahmad Dahlan (UAD), selalu buka setengah hari yaitu dari jam 07.00-13.00 WIB. dan ini sangat merugikan pihak mahasiswa karena temen-temen yang masuk kuliah siang tidak dapat menambah ilmunya / belajar di perpustakaan karena sudah tutup. karena bagi mahasiswa sendiri perpus merupakan gudang ilmu , apakah jadinya dan apa kata orang, kalau Universiatas sebesar UAD perpusnya buka cuman setengah hari?

tetapi setelah ditanya ke pihak perpus sendiri terkait masalah ini, salah satu karyawan yang tidak mau disebutkan identitasnya ini membenarkan hal itu. tapi ini dilakuakan karena tidak adanya karyawan tetap untuk jaga sore, beda halnya dengan perpus di kampus satu dan kampus dua. di kedua perpus ini sudah ada karyawan tetap untuk jaga sore.

dari karyawan perpus kampus tiga sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi. dari pihak perpus sendiri sudah mengusulkan hal ini kepada Wakil Rektor II (WR II), tapi masih dipertimbangkan lagi. dan tuntutan dari karyawan adalah mencari karyawan tetap untuk jaga sore atau menambah uang lembur untuk karyawan pagi unruk lembur sampai sore, tapi uang lemburnya ditambah yang dulunya cuman Rp. 120.000;/jam.

tetapi ketika ditanya permintaan dari karyawan untuk penambahan uang lembur, mereka tidak menjawab. karena ini masih dalam pertimbangan WR II. sehingga belum berani untuk berapa nominal permintaan mereka.

ini merupakan salah satu komplik yang terjadi dilingkungan kampus UAD, antara karyawan dengan pimpinan Universitas . tapi smpai kapan ini berlangsung? sebab walaupun ini merupakan komplik karyawan tapi sangat berimbas kepada mahasisawa secara keseluruhan dan mahasiswa UAD kampus tiga khususnya.

Baca Juga:  UKM Pramuka Sembelih 6 Kambing

tolong kepada yang terhormat Wakil Rektor II untuk menyelesaikan masalah ini dengan secepatnya, tanpa mer7ugiokan dari pihak manapun. karena ribuan mahasiswa anda sangat merasa dirugikan oleh masalah ini.

trims………

Hamdani, Mahasiswa FTI 2004

Persma Poros
Menyibak Realita