Kejanggalan Akan Kematian Siyono, Mahasiswa UAD Gelar Aksi

ilustrasi aksi demontsrasi

Loading

Pada 15 April 2016, pukul 10.19 beberapa mahasiswa berkumpul melakukan aksi  di parkiran belakang kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.  Terlihat Salah satu mahasiswa membawa toak sembari orasi menyuarakan kasus Siyono, seorang yang kematiannya masih mengganjal karena ulah Densus 88. Aksi tersebut dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa  Fakultas Hukum (BEM FH)  bersama BEM Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK).

Intiem Syarifuddin Arkiang selaku koordinator lapangan mengatakan bahwa sebelum melakukan aksi pihaknya terlebih dahulu melakukan pembacaan  serta diskusi internal. “Jadi pertama kita berdiskusi dulu terkait kasus ini. Kita kemudian mengambil inisiatif untuk membentuk aliansi,” ujarnya saat ditemui di Sekretariat BEM FH di sela-sela aksi.

Intiem juga menjelaskan jika kematian Siyono termasuk dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Ia menilai jika perlakuan Densus 88 dalam melakukan kerjanya melanggar kode etik yang sudah ditentukan. “Yang kita tahu Densus itu telah melanggar HAM dan kode etiknya,” ujarnya.

Setelah ditanya mengenai kelanjutan aksi tersebut, Afriza Gubernur BEM FH mengatakan ingin  mengadakan diskusi lintas fakultas dan universitas. Serta berencana untuk mendatangkan orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut. Seperti kuasa hukum Siyono, PP Muhammadiyah, Komnas HAM, serta kepolisian.

Ayu Syarifatu Rahmah selaku mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris  mengungkapkan jika ia masih mempertanyakan kasus kematian Siyono. Menurutnya  kasus tersebut memang tidak adil. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan visum, Siyono meninggal akibat kekerasan tanpa perlawanan. “Visumnya pak Suyono itu kan ternyata  bukan kebentur kepalanya namun karena faktor kekerasan,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan jika perlakuan Densus 88 sudah semena-mena terhadap Siyono dan menyalahi prosedur. “Diingatkan lagi Densus 88 itu tujuan sebenarnya apa, apakah itu benar untuk memberantas teroris atau cuman untuk gebrakan supaya dunia melihat bahwa Indonesia sudah banyak mengusir teroris,” ujarnya.  [Marwah]

Marwah Ulfatunnisa
Perempuan yang berkacamata suka menikmati senja dan membaca buku sastra