Mengedukasi Masyarakat Melalui Astrofotografi

Pameran astrofotografi di kampus UAD III. Fotografer: Khafiz

Loading

      Ada yang tidak biasa di hall kampus UAD I pada Kamis (6/10). Area hall yang biasanya lenggang, kali ini terlihat sedikit sesak. Ada jejeran foto dan sejumlah teleskop disana. Ternyata di hari itu sedang berlangsung pameran Astrofotografi yang diadakan oleh Pusat Studi Astronomi (Pastron UAD) dengan kelompok studi Antariksa dan Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Andromeda).

      Pameran yang diinisiasi oleh mahasiswa Pendidikan Fisika ini mengusung tema ‘Kegelapan yang Dirindukan’. Karya foto yang dipajang memang berbeda dengan pameran foto pada umumnya. Pameran ini menyajikan foto dari fenomena alam, seperti fase gerhana matahari, galaksi bima sakti, jejak bulan dan masih banyak lagi. Tidak hanya foto, pameran ini juga menampilkan koleksi teleskop jenis Sky Watcher dan Celesron. Dua benda ini yang biasa digunakan untuk melihat benda langit.

     Pameran ini diadakan untuk mengedukasi masyarakat bahwa setiap hari banyak fenomena alam yang luput dari perhatian. Lukmanul Hakim, ketua panitia penyelenggara, mengatakan mereka ingin menyajikan foto yang berbeda kepada masyarakat. Dia mencontohkan bahwa sebenarnya matahari setiap hari terbit dari posisi yang berbeda. Jika diikuti selama setahun, posisi tersebut akan membentuk pola angka delapan.

     “Ini untuk mengedukasi masyarakat bahwa foto Astrofotografi seperti ini masih minim di Indonesia dan mengajak masyarakat untuk berinteraksi dengan benda luar bumi,” papar Lukman.

   Tampak juga beberapa mahasiswa yang menghentikan langkahnya untuk sejenak menikmati foto luar angkasa ini. Winda Wikantantri, mahasiswa Fakultas Psikologi, dia mengaku terkesima dengan hasil jepretan yang dipajang. “Kok fotonya bisa seperti itu ya?” tanyanya heran melihat foto fase gerhana matahari.

      Pameran ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari tanggal 6–8 Oktober. Hari pertama diselenggarakan di kampus UAD I, dua hari berikutnya di kampus UAD III.  [Bintang]

Baca Juga:  Komite Kampus Yogyakarta Tuntut Penyelesaian Masalah Pendidikan Hingga Perjuangan Rakyat Papua

 

Persma Poros
Menyibak Realita