PERTUNJUKAN DRAMA MUSIKAL JAB

Loading

Gambar

Sabtu, 22 Maret 2014,di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY), para talenta seni dari Jaringan Anak Bahasa (JAB) Universitas Ahmad dahlan (UAD) sukses menampilkan pertunjukan drama. Pertunjukan  Ini merupakan pertamakali dan satu-satunya  di Indonesia  sebuah pagelaran drama menggunakan naskah puisi. “Ini merupakan ide dari kami (JAB) untuk membuat sesuatu yang berbeda. Intinya, kami ingin menampilkan puisi dari sudut pandang berbeda, agar penikmat seni, khusunya teater dan puisi tidak bosan dengan apa yang disuguhkan sebelumnya”,  Jelas Yusuf selaku panitia penyelenggara.

Pertunjukan ini sudah dirancang selama enam bulan. Dengan kerja keras dan kerjasama dalam latihan dengan grup vokal UAD, teater 42,dan UKM Musik  sukses membuahkan sebuah karya yang hebat. “Sebenarnya ini bukan pertunjukan milik JAB, tapi milik semua yang ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan ini. Dalam latihan pasti menemui kendala, seperti pemilihan tokoh, serta pemilihan puisi agar dapat menjadi cerita yang tepat dan menarik serta. “ papar Aji selaku panitia serta pemain drama  

Pertunjukan yang menusung tema Ekuibilirium Cinta ini berhasil membius para penonton. Terlihat dari awal dimulai pementasan ini, penonton terlihat membisu menikmati pertunjukkan akbar ini sampai akhir.  Bahkan terlihat beberapa orang luar negeri asik menikmati pertunjukan tersebut. Walaupun ada kesalahan kecil seperti matinya microfhon, tapi dapat tertutup oleh penampilan keseluruhan. “Pertamanya saya ragu, mendengar suara tokoh utama yang agak cempreng, tapi tak berapa lama, saya mengerti  bahwa  suara, gestur, raut mukanya pas dengan watak serta tema cerita. Aku beri dua jempol untuk Sule Subawe yang menyutradari ini. ” Ucap salah satu penonton

Cerita ini mengangkat kisah seseorang laki-laki yang mengobral cintanya kepada banyak wanita. Secara tersirat pertunjukan ini  memiliki banyak nilai atau pesan terutama pesan moral dan sosial. Seperti isi sambutan WR tiga yang berpesan agar pertunjukan ini tidak hanya menjadikan hiburan belaka, tapi dapat dijadikan suatu tuntunan hidup. Tidak berbeda dengan pesan dari Yusuf, ia berpesan para penonton agar bisa mengambil nilai yang terbungkus dalam balutan seni ini.

Baca Juga:  Syawalan PPLP-KP: Silaturahmi untuk Perkuat Perlawanan

Aji juga menjelaskan secara tidak sengaja acara ini bertepatan dengan musim kampanye pemilu. Oleh karena itu, ia berpesan agar para calon pemimpin tidak terbuai dengan kenikmatan nafsu wanita hingga melupakan tugasnya untuk mengayomi rakyat. Secara gamblang aji mengaskan pesan dari drama tersebut ialah, jagan pernah mempermainkan cinta, karena cinta datang untuk disyukuri bukan dipermainkan.

 

Persma Poros
Menyibak Realita