Sang Penjual Atribut OSPEK

Loading

Oleh: Irestyana

‘’ Saya berjualan sejak tahun 1989 dari sebelum Moneter sampai sekarang’’

Setiap tahun Mahasiswa baru wajib mengikuti kegiatan yang sering disebut dengan OSPEK (Orientasi Study Perkenalan Kampus). Meskipun beberapa kampus sudah mulai mengganti nama kegiatan tersebut dengan nama lain, tetapi budaya untuk membawa atribut-atribut ‘aneh’ masih dilakukan. Banyak orang yang mengambil keuntungan dari fenomena tersebut, salah satu diantaranya adalah Sri waluyo (57) seorang penjual keprluan OSPEK di bilangan
kampus 1 UAD. Berikut wawancara tim PoroS dengan beliau:

*Sudah berapa lama menggeluti pekerjaan ini?

Saya menggeluti pekerjaan ini sudah dari tahun 1989 mbak, dari sebelum moneter sampai sekarang. Dulu di Yogjakarta awal saya berjualan hanya ada 3 penjual tapi sekarang sudah banyak mbak, lebih dari 70.

*Dari rentang waktu tersebut perubahan apa yang dirasakan pada para penjual keperluan OSPEK?
Dulu sebelum moneter OSPEK itu ya benar-benar perjuangan dan mahasiswa harus mengeluarkan banyak uang untuk itu. Bisa sampai 600-700 Ribu. Tapi setelah 98 banyak kampus yang hanya mengadakan kegiatan orientasi, ndak banyak barang-barang yang dibutuhkan. Lha wong dulu itu sebelum moneter kalau OSPEK tugas perhari nya itu selalu berbeda dan baru dikasih tahu malam sebelumnya ketika toko-toko sudah tutup. Jadi mahasiswa banyak yang kebingungan.

*Perlengkapan OSPEK apa saja yang dijual disini?
Disini saya jual kemeja, celana, rok, pita, kaos kaki dan ikat pinggang.
Barang-barang ini bisa disimpan digudang kalau semisal tidak laku dijual lagi tahun depan. Dulu pernah juga jual barang-barang keperluan atribut OSPEK seperti papan nama, kreasi tas,topi. Tapi itu sulit dan bikin mumet mbak, banyak yang ngantri dan dikejar-kejar waktu. Mending kayak gini, pembeli dateng miilih barang dan kalau sudah sepakat harga tinggal bawa barangnya.

Baca Juga:  Demi Ikuti P2K, Mahasiswa PAI Wates Rela Menginap di Kampus

*Mengapa memilih barang-barang tersebut sebagai bahan dagangan?
Ya itu tadi, kalau tidak laku bisa disimpen di gudang dan dijual lagi tahun depan.

*Barang apa saja yang paling banyak dicari mahasiswa?
Banyak. Kaos kaki biasanya paling sering. Tadi banyak yang nyari kaos kaki warna Pink sama kuning. Warna Pink itu susah nyarinya.

*Dari mana informasi tentang barang yang diperlukan peserta OSPEK bapak dapatkan?
Dari mahasiswa baru.

*Lantas, selain di UAD dimana lagi kampus tempat bapak berdagang?
Biasanya kalau waktu OSPEK tidak bentrok saya keliling ke Universitas–universitas sekitaran Yogjakarta. Tapi tahun ini beberapa Universitas OSPEK nya bersamaan jadi saya Cuma muter ke UGM, UNY dan UAD.

*Bagaimana dengan harga yang dibandrol?
Kalau masalah harga kita naikkan dari harga pasaran. Misal dasi ini, saya beli harganya 5 ribu dan saya jual lagi bisa sampai 15 ribu. Pita permeter dijual dengan harga 3.000 per meter. Kemeja biasanya saya bandrol 60.000.

*Bicara mengenai keuntungan, pernah kan bapak mengalami kerugian?
Alhamdulillah belum pernah rugi.

*Lalu, keuntungan yang didapat?
Masalah keuntungan ya lumayan. Bulan lalu saya dapat penghasilan bersih 7 juta mbak.

*Apakah pembeli mengalami peningkatan?
Tidak, setiap tahun semakin berkurang. Tahun ini lebih sepi mbak, kan sekarang biasanya panitia juga menjual barang-barang yang diperlukan peserta. Beda dengan tahun sebelum moneter, kampus melarang mahasiswa nya berjualan.

Persma Poros
Menyibak Realita