Sebuah Sejarah Kecil Yang Hilang

Semua umat Islam di dunia apalagi di Indonesia tahu siapa Imam Al-Bukhari. Seorang perawi hadist Rasullah karena jasanya yang meneliti hadist Rasul berdasarkan rawi, sanad dan matan sehingga kita dapat mengetahui sabda-sabda Rasullah terdahulu selama beliau masih hidup. Tahukah anda semua dimana makam Imam Al-Bukhari? Siapa orang yang berjasa menemukan makam imam besar itu?

Sedikit sekali orang yang tahu tentang ini, sebuah sejarah kecil ini telah pudar dari ingatan bangsa Indonesia. Penemu makam Imam Al-Bukhari bukanlah para ulama besar dari Arab atau bangsa Turki Ottoman yang sempat berjaya di dunia, melainkan presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno.

Presiden Soekarno dikenal di mata dunia sebagai proklamator kemerdekaan Repulbik Indonesia yang jenius. Dia pandai berdiplomasi, oratornya mampu menyihir setiap pendengarnya. Meski tidak terdapat nama jalan Bung Karno atau Soekarno di Taskent , tapi bukan bearti rakyat Uzbezkistan tidak mengenal Soekarno.

Seperti yang diceritakan dalam sejarah, Indonesia pernah berada di pihak blok Timur dimana Uni Soviet (sekarang Rusia) dipimpin oleh Nikita Sergeyevich Khruschev sebagai pemimpin partai Komunis Uni Soviet waktu itu. Khruscev mengundang Soekarno untuk datang ke Moskow dengan maksud tertentu yang jelas bukan undangan resmi kenegaraan. Presiden Soekarno tahu maksud tujuan dari Khruschev yang menjadikan Indonesia sebagai kepentingan pribadi Uni Soviet kala itu. Soekarno memutar otak untuk menghindar dari siasat permainan Uni Soviet akhirnya dia mengajukan syarat kepada Khruschev yaitu beliau bersedia datang ke Uni Soviet dengan syarat agar negara itu mau membantunya mencari makam Imam Al-Bukhari. Apabila syarat itu tidak dikabulkan maka Soekarno tidak akan menyanggupi undangannya.

Karena tidak punya pilihan lain akhirnya Khruschev menyanggupi permintaan Soekarno yang dianggapnya aneh itu.
Pencarian makam Imam Bukhari sebagai syarat yang dipinta Sukarno tidaklah mudah, butuh waktu lama dan banyak pasukan yang diperintah untuk mencarinya. Berkali-kali Khruschev bernegoisasi kepada Soekarno untuk mengajukan syarat yang lain karena Khruschev sendiri hampir putus asa, tapi Soekarno tetap bersikukuh atas pendirian.

Baca Juga:  Kematian Seorang Waria

Pasukan Khruschev berhasil menemukan makam yang dimaksud ditemukan di Samarkand dalam kondisi sangat tua dan terbengkalai, makam tua itu dibuat 870 M. Tujuan Khruschev mengundang Sukarno ke Moskow untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat bahwa Indonesia ada dipihak Uni Soviet. Tapi presiden Sukarno tidak ingin Amerika menilai Indonesia seperti yang digambarkan oleh Uni Soviet sehingga dia mengajukan syarat. Akhirnya presiden Sukarno datang ke Moskow menemui para petinggi Uni Soviet, pada tanggal 12 Juni 1961 beliau datang ke Samarkand disambut oleh penduduk disana. Kejadian ini langsung mengubah paradigma Indonesia di mata Amerika Serikat dan Uni Soviet bahwa Indonesia tidak bisa dipermainkan begitu saja.

Suatu ketika tim Fas-tron Europe-Asia Metro TV Expedition mendapat kesempatan langka untuk berziarah ke makam Imam Al-Bukhari bahkan langsung masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah makam. Saat itu hari Jum’at dan hampir mendekati malam, padahal biasanya para peziarah hanya boleh memasuki ruang atas kompleks pemakaman saja, tidak peduli siapapun orangnya. Namun saat tim ekspedisi Metro TV mengatakan berasal dari Indonesia, penjaga makam itu tampak senang dan bersedia mengantar sampai ke bawah tanah meski sebenarnya sudah waktu makam itu tutup. Rahmatullo Sultonov berkisah, kompleks pemakaman Imam Al-Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah ini tanpa jasa Soekarno. Dari tutur Rahmatullo dia bercerita setelah tiga hari makam Bukhari ditemukan, Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand. Ketika dia sampai ke Samarkand di depan makam Al-Bukhari, dia (Soekarno) membaca Al-qur’an sampai subuh dan tidak tidur. Sebuah cerita kecil yang seharusnya diketahui oleh orang Indonesia. (Diana)

Persma Poros
Menyibak Realita