Sekapur Sirih Tentang Student Government

Loading

Oleh: Zeffi (layouter)

Katanya, umur UAD ini telah menginjak usia 51 tahun. Dengan begitu pula segala polemik-polemik yang ada telah berumur 51 tahun, tentu tidak bisa di tepiskan bahwa prestasi yang di emban UAD juga telah berumur 51 tahun. Yang menjadi pertanyaan, apakah prestasi itu masih betah denga UAD, ataukah akan kah polemik yang berumur 51 tahun itu akan terus di kembang biakan saja?

Prestasi hadir seiring dengan polemik. Sebuah hipotesa dari penelulusuran pendek, pun mengkin menjadi sebuah paradoks tersendiri.
Mengingat apa tentang prestasi dan polemik tadi. Prestasi hadir untuk dipertahankan dan diwariskan. Berbeda dengan polemik yang hadir untuk dikurangi dan dihentikan generasinya.

Lalu bagaimana dengan student government di UAD?
Mengingat 51 tahun merupakan umur yang panjang, bagaimana UADyang memandang . Apakah hadirnya sebagai prestasi atau justru sebagai polemik? Karena Sekarang ini Student Government sendiri sedang menjadi polemik tersendiri (baca:dalam hati).

Apa yang salah dengan BEM? Yang jelas-jelas kosong dan menunggu seseorang untuk berani tampil dan duduk di singgasana hot seat. Namun tidak ada yang unjuk diri, apakah student Government sekarang ini tidak dipandang sebagai prestasi untuk umur UAD yang sudah 51 tahun (baca:uzur).

Dulu yang namanya mahasiswa sering dibanggakan sebagai agent of change ataupun agent of social control, namun sekarang ini sebutan itu tidak lagi disandang. Mahasiswa terlalu sibuk dengan dunianya (baca:buku dan tugas). Mereka sudah tidak lagi kritis dan melek akan apa yang terjadi pada masyarakat di sekitar mereka, kaum borjouis muda ini seperti tengah memilih arahnya yang baru; apatisme.

Gelar agent of change sekarang ini tengah di anugerahkan kepada kaum buruh, kaum minor yang merasakan dan masih kritis terhadap fenomena yang ada. Sementara mahasiswa masuk Universitas hanya sebgai kacung akan perubahan tersebut. Semoga dengan timbul kesadaran akan umur UAD yang 51 tahun, Student Government bisa lebih peka dan tidak sibuk (lagi) mengurusi urusan kecil yang dibesar-besarkan.

Persma Poros
Menyibak Realita