Syawalan PPLP-KP: Silaturahmi untuk Perkuat Perlawanan

warga PPLP-KP saat permulaan acara Syawalan PPLP-KP (24/6/2018) di Kulon Progo. dok.Poros

Loading

     Minggu, 24 Juni 2018 warga yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo (PPLP-KP) menyelenggarakan syawalan di Desa Pleretan, Panjatan, Kulon Progo. Dalam kesempatan tersebut, PPLP-KP menekankan pentingnya warga terus melawan perampasan ruang hidup yang kini sering terjadi.

     “Intinya ruang hidup kita memang harus dipertahankan dan kita warga PPLP akan tetap mendukung terhadap gerakan-gerakan perlawanan (terhadap perampasan ruang hidup-red) di mana pun,” ungkap Widodo, warga PPLP-KP saat menyampaikan sambutan di acara tersebut.

      Widodo berharap, dengan diadakannya acara syawalan tersebut dapat semakin meningkatkan semangat masyarakat, khususnya PPLP-KP, untuk terus mempertahankan ruang hidupnya. “Jadi sampe kapan pun, ketika ruang hidup kita diganggu oleh siapa  pun tidak ada kata lain adalah kita tetap melawan dan tetap mempertahankan ruang hidup yang selama ini kita tempati,” tegas Widodo.

     Senada dengan Widodo, Enang selaku Perwakilan Paguyuban Warga Penolak Penggusuran Kulon Progo (PWPP-KP) juga menekankan kepada warga untuk terus melawan perampasan ruang hidup yang terjadi di Kulon Progo. “Yang paling penting adalah kita tetap melawan,” ungkapnya.

     Kawid, salah satu warga terdampak penggusuran Parangkusumo, yang turut hadir dalam syawalan tersebut mengungkapkan keprihatinannya terhadap keadaan warga PWPP-KP yang terdampak penggusuran bandara. “Ya Allah nangis Bu, (tanaman-red) lombok punya Pak Ustaz (warga PWPP-KP-red) ini dilibas-libas,” tuturnya. Ia berharap acara syawalan ini mampu membuka mata masyarakat luas tentang perjuangan warga yang masih mempertahankan lahannya.

     Kawid juga menekankan pentingnya silaturahmi untuk menguatkan solidaritas melawan perampasan lahan. “Silaturahmi itu penting Bu…kita harus bersolidaritas dan meningkatkan solidaritas. Karena jika kita tidak bersolidaritas kita tidak bisa melawan angkara murka,” ujar Kawid.

Baca Juga:  IPAL TIDAK OPTIMAL MENGOLAH LIMBAH LAUNDRY

      Acara yang mengusung tema “Saling Memaafkan Menata Hati Bersama Semesta Melawan Angkara Murka” dihadiri oleh warga Kulon Progo, aktivis, akademisi, serta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta.

Penulis : Fitryani

Editor : Nur

Persma Poros
Menyibak Realita