Terlalu Asyik Eksternal, Lupa Internal

Loading

Karikatur_DenkerclubBadan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPM-U) merupakan Organisasi Mahasiswa tertinggi dalam tataran Universitas, secara garis besar tugas kedua ormawa ini adalah menyampaikan suara mahasiswa dan memperjuangkan hak mahasiwa.

Abrian Abdul Jamal selaku Wakil Presiden BEM-U menyatakan bahwa BEMU telah menjalankan beberapa Program Kerja (Proker), proker yang sudah terlaksana antara lain p2k, advokasi makrab, dan yang saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan adalah orange olimpiade. Abrian juga menyatakan bahwa BEM-U sendiri adalah fasilitator dan pengkoordinasi BEM-F. Ditambahkan oleh Ahmad Firdaus selaku ketua DPM-U bahwa DPM-U bersama BEM-U memiliki fungsi advokasi. Fungsi advokasi sebagai salah satu bagian dari BEM-U maupun DPM-U adalah bagian yang berfungsi untuk memeperjuangkan dan melakuakan pembelaan bagi mahasiswa apabila hak dan tuntutan mahasiswa tidak terpenuhi. Prosedur penyampain Advokasi sendiri bermula dari mahasiswa, mahasiswa menyampaikan aspirasinya pada DPM, kemudian DPM mendiskusikan masalah yang disampaikan oleh mahasiswa tersebut setelah didiskusikan lalu disampaikan kepada pihak kampus agar kampus segera membuat tindakan. “Advokasi yang sudah dilakukan antara lain membantu mahasiswa yang tidak bisa ikut ujian karena terkendala presensi ataupun keuangan,” ujar Abrian. Selain mengadvokasi mahasiswa agar bisa mengikuti ujian, BEMU juga mengadvokasi agar kegiataan makrab digratiskan pada september lalu, meskipun pada akhirnya pihak universitas hanya megadakan peningkatan pemberian subsidi pada tiap mahasiwa sebesar Rp. 25.000, “subsidi ini meningkat lima ribu rupiah dari tahun lalu yang hanya Rp. 20.000,” ungkap Abrian. “Mengingat tahun kemarin BEMU dan DPMU mati, tahun ini teman-teman BEM-U sedikit lebih aktif di bandingkan tahun-tahun kemarin” ungkap Danur selaku gubernur BEM-F Psikologi. Meskipun BEM-U mulai aktif kembali, namun fungsi Advokasi BEM-U belum dapat dikatakan bergerak maksimal. Menurut Daus hal ini terjadi karena BEM-U terlalu bergerak secara eksternal dari pada internal. Selain itu interaksi antara BEM U dan BEM F, kurang begitu intens seperti yang di ungkapkan Danur bahwa rapat antara pihaknya dan BEM U baru berlangsung sebanyak dua kali. Pernyataan itu diluruskan Abrian bahwa BEM-U lebih banyak bergerak eksternal atau keluar. Menurut Abrian hal ini dikarena kegiatan eksternal tersebut dapat membuat UAD lebih banyak dikenal, seperti rapat kerja nasional BEM. Namun, kinerja dan fungsi advokasi dari BEM-U sendiri bukan semata kesalahan BEM-U yang terlalu fokus bergerak secara eksternal. Peran mahasiswa sebagai penyampai aspirasi pun dirasa masih kurang, hal ini ditegaskan Daus bahwa peran mahasiswa yang kurang kritis dan bertindak acuh pada keadaan di kampus saat ini menjadi kendala pergerakan DPM-U. “Mahasiswa saat ini kurang peka terhadap keadaan kampus, kadang kami harus jemput bola dulu,” ungkap Daus.

Persma Poros
Menyibak Realita