Viral Aktivitas Syuting Film 17 Selamanya di Perpustakaan UAD, Rektor Meminta Maaf

Loading

Melalui Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Gatot Sugiharto, Muchlas selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meminta maaf atas adanya proses syuting yang dilakukan di perpustakaan UAD.

“Jelaskan, pak rektor meminta maaf atas kejadian tadi malam,’’ tutur Gatot di depan massa aksi.

Setelah beredar ada aktivitas syuting film 17 Selamanya, Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UAD menggelar aksi di depan kampus IV UAD (25/03). Fikri Haikal salah satu peserta aksi menerangkan bahwa kejadian yang tidak berhubungan dengan aktivitas pendidikan di UAD bukan kali pertama ini. Sebelumnya, menurut Haikal, ada aktivitas perdagangan kosmetik di perpustakaan. Padahal, menurutnya, perpustakaan merupakan ruang intelektual untuk menciptakan peradaban dunia.

Mewakili massa aksi, Haikal membacakan tiga tuntutan, di antaranya menuntut sekaligus mengutuk keras tindakan para petinggi birokrasi kampus yang memperbolehkan proses syuting film dilaksanakan; mendesak segenap kru film yang terlibat serta petinggi kampus untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada segenap keluarga besar mahasiswa UAD; hentikan tindakan serta aktivitas yang tidak ada hubungan dengan dunia  pendidikan.

“Itu sesuai dengan kajian dan representasi dari mahasiswa yang sadar Universitas Ahmad Dahlan,’’ terang Haikal.

Kemudian, setelah melakukan audiensi antara massa aksi dan pihak rektorat, Gatot Sugiharto selaku Warek Bidang Kemahasiswaan dan Alumni diminta oleh massa aksi untuk menandatangani di atas materai 10.000 terkait tuntutan massa aksi KBM UAD.

Tuntutan KBM UAD

Kamis (25/03), KBM UAD menggugat sekaligus menuntut secara keras, atas terjadinya komersialisasi pendidikan di wilayah kampus Universitas Ahmad Dahlan. Melihat adanya aktivitas syuting film 17 Selamanya di perpustakaan kampus IV UAD, maka KBM UAD menuntut:

  1. Rektor untuk melakukan klarifikasi serta meminta maaf secara langsung kepada Keluarga Besar UAD Yogyakarta melalui video telekonferensi (catatan: rektor UAD sudah mewakilikan kepada Gatot untuk menyampaikan permohonan maaf sekaligus juga telah direkam. Gatot juga mewakili UAD memohon maaf atas kejadian ini kepada seluruh civitas akademika mahasiswa UAD dan seterusnya);
  2. Hentikan tindakan serta aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan dunia pendidikan;
  3. Mendesak pihak produksi film 17 selamanya untuk tidak menayangkan film dengan scene berlatar tempat perpustakaan UAD Yogyakarta.
Baca Juga:  AJI Yogyakarta Kecam Penangkapan Dandhy dan Ananda Badudu

Penulis: Febi Anggara

Penyunting: Dyah

Persma Poros
Menyibak Realita